Jumat, 21 September 2018

Insecurities

If you hear a word 'insecurity' or 'insecure' what would you think of?
less confident? ketidak-pede-an?
Well, that's what i feel right now.
aku merasa insecure dengan kondisi fisikku sekarang, merasa kurang cantik, merasa kenapa teman-temanku yang menurutku secara fisik dia biasa aja, bahkan  termasuk cewek yang cewawakan bisa disukai banyak cowok di sekolah, sedangkan aku enggak.
Sedikit cerita, waktu SMP saya agak 'berisi', i mean not 'skinny' as you see right now. Mungkin saya terlalu sensi dengan kata orang-orang yang bilang bahwa saya kelihatan lebih seger dan cantik dulu ketimbang sekarang.
Saya juga tipikal remaja yang suka dengan dunia makeup, saya akui bagi beberapa orang, apalagi yang merasa usianya di atas saya menganggap sebaiknya masa SMA ; nggakusahlah main-main makeup, kasihan kulitnya, masa sekolah pake makeup.

Well, actually... nggak mungkin kan saya ke sekolah full of eyeshadow di mata, blush on gonjreng? saya suka makeup dan dunia perskincare an ya karena memang saya tertarik. Saya merasa sebagai wanita, perlu yang namanya self-care, dan itu saya temukan dengan bisa makeup sendiri tanpa bantuan orang lain. Orangtua saya nggak melarang saya untuk bisa beli makeup, karena selama ini saya beli makeup ya yang wajar wajar aja (i mean harganya wkwk). Soal kondisi kulit, sedari SMP kulit saya sudah kulit badak. Bahkan, saya jerawatan saat masa-masa SMP untuk sekarang jerawatan ya wajar karena hormon.

Jujur, beberapa tanggapan orang mengenai saya sebagai remaja yang masih sekolah dan suka makeup agak bikin saya merasa insecure. Mungkin agak berlebihan sih, tapi saya kadang ngerasa apa iya temen saya banyak yang suka karena dia nggaksuka makeup? Nah, zaman ini pasti dong remaja main instagram? Saya memang sering ngeshare di instagram kalo saya lagi bikin makeup baik untuk saya sendiri maupun orang lain, apa iya karena temen saya selalu menampilkan natural beauty-nya makanya dia disukai banyak cowok?

Pemikiran ini nggak sehat. Sangat nggak sehat! Maka dari itu, saya berusaha untuk lebih positif lagi, kalau bisa kurang-kurangin lah mikir yang enggak-enggak, hehe :D
Sekarang sih saya merasa akan lebih baik saya menjadi diri saya sendiri, soal ada banyak cowok yang suka apa enggak, udahlah gak usah dipikir, sebenernya itu pun bukan hal yang penting untuk dipikir sekarang ini. Bener kan? Saya berusaha untuk tetap peka dengan lingkungan sekitar, tetap menerima masukan tapi nggak terlalu masukin ke hati, sebisa mungkin saya harus mengganggap orang yang ngasih masukan ya sekedar pengen saya jadi pribadi yang lebih baik. Makeup-an menor tapi masih SMA? Mungkin saya harus kurang-kurangin yang satu ini, tapi kalau ada yang minta dibantu makeup-in? Ya saya siap membantu :p

Minggu, 10 Juni 2018

Review Film Thailand Cat A.W.O.L


Judul Film : Cat A.W.O.L
Durasi : 114 minutes 
Sutradara: Naruebordee Wechakum, Pongsak Pongsuwan.
Cast: Arak Amornsupasiri sebagai Mor, Pimchanok "Baifern" Leuwisetpaiboon sebagai Mayo, Pongsak Pongsuwan sebagai Dodge , Chusak Eiamsuk sebagai Fiat.


Ok! Film ini menceritakan seorang cewek bernama Mayo yang menjalani kerja magang selama 3 bulan di sebuah perusahaan periklanan televisi dan jatuh cinta kepada atasannya Mor, seorang asisten sutradara. Film ini memunculkan adegan-adegan kocak di setiap scenenya yang cocok buat kalian-kalian yang lagi pengen nonton film romantis dengan genre ringan alias nggak menye-menye.

Film ini diawali dengan adegan Mayo yang hendak melakukan wawancara interview dengan Mor, namun justru mengacaukan lokasi syuting. Dan sejak kali pertama itulah, Mayo mulai menyukai Mor. Film ini bertambah seru dimana mereka diberi job untuk mengiklankan suatu produk mie instan milik orang Jepang dengan bintang utama seekor kucing bernama Johnny.

Dan, disini Dodge, Si Sutradara, dia fobia sama yang namanya kucing! Sehingga dia nyerahin semuanya ke asistennya, Mor.  Overall, film ini sangat saya rekomendasikan buat teman-teman yang sedang ingin nonton film yang ceritanya simple alias nggak berbelit-belit. Dengan keimutan Baifern, Si Pemeran Mayo yg juga pemeran film Crazy Little Thing Called Love, film ini sanggup menampilkan perjuangan seorang cewek yang "cinta diam-diam" dengan seorang cowok. Ditambah adegan betapa ribetnya menyutradarai seekor kucing yang sulit untuk diatur. Film ini juga menampilkan beberapa adegan menggelitik yang bisa membuat saya mesam-mesem.

Di akhir film, bisa dibilang agak menggantung. Saya agak bingung, apakah Mayo tetap bekerja dengan Mor selepas masa magang, atau Mayo melanjutkan kuliahnya namun jadian dengan Mor?

Sekian :))

Trailernyaa nihhh!!!